Menteri Jonan Dorong China Tingkatkan Investasi di Sektor ESDM

Senin, 13 November 2017 - 17:16 WIB
Menteri Jonan Dorong China Tingkatkan Investasi di Sektor ESDM
Menteri Jonan Dorong China Tingkatkan Investasi di Sektor ESDM
A A A
JAKARTA - Pemerintah mendorong perusahaan-perusahaan China untuk meningkatkan investasinya di bidang energi di Indonesia.

Hal itu dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Administrator National Energy Administration (NEA) Republik Rakyat China HE Nur Bekri di acara "The 5th Indonesia-Cina Energy Forum" di Jakarta, Senin (13/11/2017).

"Presiden menekankan bahwa kami tetap menerima dan welcome tentang investasi asing termasuk meningkatkan investasi dengan China dengan prinsip saling menguntungkan," kata Jonan.

Berdasarkan agenda tersebut terdapat sebanyak 96 perusahaan China, termasuk SINOPEC, PetroChina, CNOOC, dan Alumunium Corporation of China Ltd. hadir untuk mengikuti forum tersebut. Selain perusahaan China, forum tersebut juga diramaikan 40 perusahaan dalam negeri, termasuk BUMN energi PT Pertamina (Persero).

Jonan berharap forum tersebut bisa meningkatkan kerja sama di bidang kelistrikan, minyak dan gas bumi (migas), energi baru dan terbarukan (EBT) serta mineral dan batu bara (minerba).

Di sektor migas, Jonan mendorong CNOOC atau SINOPEC dan PetroChina mengelola beberapa wilayah kerja. Jonan juga mendorong China untuk bisa bermitra dengan Pertamina membangun kilang di dalam negeri.

Sementara di sektor kelistrikan, perusahaan China diharapkan ikut serta membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang yang menghasilkan listrik dengan harga kompetitif.

Di sektor ketenagalistrikan, perusahaan China terbilang aktif berinvestasi di dalam negeri. Antara lain, dalam proyek 35.000 MW. Selain itu juga di beberapa proyek di luar program 35.000 MW seperti PLTU Banten I, PLTU Banten II, PLTU Banten III, PLTU I Jawa Barat, PLTU II Jawa Barat, PLTU I Jawa Tengah, dan beberapa PLTU besar lainnya di wilayah Indonesia.

Di samping itu, di sektor minerba, investasi China pun telah menyentuh proyek pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter). Lalu, di sektor EBT, Jonan meminta perusahaan China lebih aktif berinvestasi. Sebab setahun terakhir investasi EBT di Indonesia didominasi Perusahaan Eropa, Amerika dan Jepang.

"Padahal peluang investasi di EBT sangat terbuka dengan adanya target bauran energi sebesar 23% di 2025," ujar Jonan.

Pada kesempatan yang sama, Nur Bekri mengakui bahwa pemerintah China menaruh perhatian besar atas kerja sama di sektor ESDM dengan Indonesia. Dia menegaskan, Indonesia memiliki potensi besar di bidang migas, listrik, mineral dan batu bara serta energi baru terbarukan.

Pengelolaan potensi energi yang besar itu menurutnya memerlukan kerja sama dengan negara lain, termasuk China. Dengan kerja sama tersebut, kata dia, potensi tersebut dapat dimanfaatkan dan akan memberi dorongan pada perekonomian kedua negara.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3806 seconds (0.1#10.140)